Senin, 30 September 2019

Perlengkapan Pusat Pembangkitan Listrik

1 komentar
A. Pengertian Pembangkitan Tenaga Listrik


Gambar 1. Proses Pembangkitan Tenaga Listrik

Pembangkitan Tenaga Listrik adalah proses penyaluran energi listrik dari pembangkit hingga sampai ke beban atau konsumen dimana terdapat proses transmisi dan distribusi. Perbedaan antara transmisi dan distribusi adalah transmisi menyalurkan energi listrik dari generator (pembangkit) hingga sampai ke gardu induk sedangkan distribusi menyalurkan energi listrik dari gardu induk hingga sampai ke konsumen.

B. Bagian-bagian Perlengkapan Pembangkitan Listrik
a. Penggerak utama, terdiri dari mesin diesel, turbin, beserta komponen dan perlengkapan lainnya (kondensor, boiler).
b. Komponen listrik, terdiri dari generator, transformator, peralatan proteksi, saluran kabel, busbar, dan lain lain.
c. Komponen sipil, seperti bendungan, pipa pesat, sarana prasarana penunjang, gedung kontrol.
d. Komponen mekanis, seperti peralatan pendingin.

C. Fungsi Peralatan Perlengkapan Pembangkitan Listrik Pada PLTU
Di sini kita akan membahas tentang boiler yang ada di PLTU. Bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah batu bara.
Gambar 1. Boiler PLTU Paiton

Boiler atau  ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada di dalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu di dalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.
Gambar 2. Water Tube Boiler
Bagian-bagian Boiler
Gambar 3. Boiler
  1. Furnance (Ruang bakar). Bagian utama boiler dimana tempat berlangsungnya proses pembakaran antara bahan bakar dengan udara pembakaran.
  2. Downcomers. Mensikurlasikan fluida yang masih berwujud air pada steam drum menuju lower header boiler dan masuk ke water wall boiler.
  3. Stema Drum yaitu bejana tertekanan tempat menampung air dari economizer dan uap hasil penguapan dari water wall dan berfungsi sebagai pemisah antara air dan uap.
  4. Superheater. Uap keluaran dari steam drum akan menuju superheater uap dipanaskan lebih lanjut hingga mencapai temperature kerjanya menjadi uap panas lanjut.
  5. Rehetaer. Pemanasan ualng uap keluaran dari High Pressure Turbine.
  6. Desuperheater. Menjaga temperature uap dan reheat steam dengan cara menyuntikkan air bertekanan yang diambil dari discharge boiler feed.

Siklus Air di Boiler
Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja. Boiler mendapat pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan ke turbin. Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi dengan melalui economiser dan ditampung didalam steam drumEconomiser adalah alat yang merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke drum. Di dalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
Gambar 4. Economiser tipe pipa bersirip
Peralatan yang dilalui dalam siklus air adalah drum boiler, down comer, header bawah (bottom header), dan riser. Siklus air di steam drum adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer ke header bawah (bottom header). Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding ruang bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan dan naik ke drum kembali akibat perbedaan temperatur.
Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boiler terjadi secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turun melalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser. Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta temperaturnya.
Selain sirkulasi alami, juga dikenal sirkulasi paksa (forced circulation). Untuk sirkulasi jenis ini digunakan sebuah pompa sirkulasi (circulation pump). Umumnya pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7, artinya jumlah air yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan. Beberapa keuntungan dari sistem sirkulasi paksa  antara lain :

  • Waktu start (pemanasan) lebih cepat
  • Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran air ke pipa-pipa pemanas pada saat start maupun beban penuh.
  • Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan
Gambar 5. Siklus Air

Sumber:

http://bubihh.blogspot.com/2014/12/komponen-boiler-pltu.html

Kamis, 26 September 2019

Mesin Listrik Lanjut

0 komentar
A. Pengasutan Arus Starting yang Melonjak Besar

Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena memiliki berbagai keunggulan dibandingkan motor listrik lainya yaitu harga relatif murah, konstruksi sederhana, dan kuat. namun yang menjadi permasalahan adalah ketika starting, motor induksi menarik arus yang cukup besar. Semakin besar nilai kapasitor motor induksi, maka akan semakin besar nilai starting. Nilai arus starting motor selain dipengaruhi oleh besar kapasitas daya motor, juga dipengaruhi oleh FLA. FLA adalah Full Load Ampere.  Ketika motor induksi dilakukan starting saat melakukan operasi penyalaannya, maka nilai arus starting akan melebihi nilai FLA yang dimiliki oleh motor tersebut.  Pada saat starting, motor induksi akan mengalami lonjakan arus yang cukup tinggi berkisar emoat sampai tujuh kali arus nominal, dan untuk motor yang berkapasitas besar, hal ini tidak diizinkan karena menganggu jaringan dan dapat merusak motor sehingga terjadi penurunan nilai tegangan pada bus-bus sekitar motor dan dapat menyebabkan motor berhenti berputar karena kekurangan suplai tegangan, penurunan usia peralatan listrik.

Ada beberapa teknik pengasutan diantaranya:
Hubungan langsung
Gambar 1. Rangkaian pengendali mekanik tengangan jala-jala

Starting dengan menggunakan tegangan jala-jala/line penuh yang dihubungkan lansgung ke terminal motor melalui rangkaian pengendali mekanik. Pengasutan motor yang sesuai dengan tegangan nominal disebut juga pengasutan langsung, cara ini memberi beberapa keuntungan yaitu torwi awal motor besar, waktu pengasutan cukup singkat, dan panas yang ditimbulkan kecil. Cara pengasutan langsung memiliki tingkat keamanan yang tinggi hanya terhadap motor-motor berkapasitas kecil. Namun untuk motor-motor besar (>10KW) cukup berbahaya, sehingga agara terlaksana dengan baik dan aman terdapat persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
1. Sumber daya harus tahan terhadap arus asut yang tinggi.
2. Mampu menahan kejutan orsi awal yang besar.
3. Torsi percepatan awal harus cukup besar agar batas pemanasan termis motor tidak dilampui.
4. Tidak terjadi penurunan tegangan yang besar ssat menjalankan motor.

Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
Gambar 2. Primary Resistans

Starting agar dapat menurunkan tegangan yang masuk ke motor melalui tahanan yang disebut tahanan primer karena tahanan primer terhubung pada sisi stator. Hal ini menggunakan prinsip tegangan jatuh. Untuk start menggunakan kontraktor 1 yang diseri dengan resistan untuk mengurangi arus awal, setelah putaran lebih lancar, gunakan kontraktor 2 dan matikan kontraktor 1 agar arus tidak melewati resistans. metode ini banyak digunakan untuk motor dengan daya kecil.

Autotransfomator
Prinsipinya sama denga menggunakan tahanan primer namun digantikan dengan trafo otomatis yang akan mengatur tegangan start dari motor. setelah beberapa saat motor dipercepat, transformator diputuskan dari rangkaian dan motor terhubung langsung dengan tegangan penuh.

Segetiga Bintang (Star-Delta)
Gambar 3. Star Delta

Digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar yang mempunyai daya di atas 5 KW. Untuk menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai yaitu saklar rotari star delta, saklar khusus star delta, atau beberapa kontraktor magnet. Arus starting sekitar 1,8 - 2,6 kali arus nominal. Dan torsi awal sekitar 0,5 torsi nominal.

Tahanan Rotor Lilit
Metode dengan menggunakan tahanan (R) yang dihubungkan pada rangkaian rotor. Starting ini hanya dapat dipakai untuk motor induksi motor rotor lilit (motor induksi cincin geser) dimana rotornya mempunyai lilitan yang dihubungkan ke tahanan luar. Pada waktu starting, motor dihubungkan dengan tahanan (Rheostat) dengan harga R yang maksimum. Stelah motor running, maka rheostat dihubung singkat.

Sumber :

B. Spesifikasi Motor Servo Pada Palang Parkir
Gambar 4. PMSM Barroer Gate

Nilai Tegangan; AC 90V ~ AC 264V, DC 24V, 50 / 60Hz
Kecepatan Kerja: 0.3s, 0.6s, 0.9s, 2s, 4s, 6s
Daya Motor 50W, maks 100Watt
Panjang Boom 2 meter hingga 6 meter (Maks)
Suhu Kerja -40 ° C ~ +85 ° C
Ukuran Perumahan 352 x 302 x 1000 x 2 mm (L * W * H * TH)
Waktu pemakaian > 10 Tahun
MTTR <0,5 jam MTTR merupakan Waktu Rata-rata yang diperlukan untuk reparasi
MTBF> 5 Juta Kali MTBF adalah Mean Time Between Failures
Tingkat Perlindungan IP 65
Kecepatan Motor 3000 r / mnt
Kelembaban Relatif 90%
Menjalankan Noise <50dB
Bahan Perumahan Lembaran baja canai dingin 2.0mm
Finishing Permukaan Logam Luar Ruangan Penyemprotan Elektrostatik

Planetary gear drive adalah gar bertautan secara terus menerus. Sehingga kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada gigi, tidak ada pengasahan, dan kekuatan gear dibagi rata. Planetary gear sangat ringkas dengan tujuh kombinasi kecepatan dan arah yang daoat diperolah dari planetary gear set tunggal. Variasi kecepatan dan arah dapat ditambahkan melalui penggunaan planetary gear gabungan.

Sumber http://www.palangparkirbandung.com/2018/12/kelebihan-barrier-gate-msm-servo-motor.html

C. Trafo
Mengapa inti besi trafo dibuat elastis dan berlapis?
Gambar 5. Trafo

Untuk menjawab pertanyaan ini , kita terlebih dahulu harus mempelajari rugi-rugi yang terjadi pada inti besi. Rugi – rugi yang terjadi pada inti besi disebut “iron losses “ (rugi-rugi besi). Kerugian pada inti besi terdiri dari :
Hysterisis losses (rugi-rugi histerisis)
Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet di dalam inti besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang timbul ini menunjukan kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk menjadi energi panas. Panas yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga pada trafo – trafo transmisi daya listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media pendingin. Umumnya digunakan minyak khusus untuk mendinginkan trafo ini.
Sebuah trafo didesain untuk bekerja pada rentang frekuensi tertentu. Menurunnya frekuensi arus listrik dapat menyebabkan meningkatnya rugi-rugi histerisis dan menurunkan kapasitas (VA) trafo.
Kerugian karena Eddy current (eddy current losses)
Kerugian karena Eddy current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang menginduksi logam. Ini disebabkan oleh aliran fluk magnetik disekitar inti besi. Karena inti besi trafo terbuat dari konduktor (umumnya besi lunak), maka arus Eddy yang menginduksi inti besi akan semakin besar. Eddy current dapat menyebabkan kerugian daya pada sebuah trafo karena pada saat terjadi induksi arus listrik pada inti besi, maka sejumlah energi listrik akan diubah menjadi panas. Ini merupakan kerugian.
Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah induksi arus Eddy yang terbentuk di dalam inti besi. Perbedaan induksi arus Eddy di dalam inti besi tunggal dengan inti besi berlapis dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.
grb 6Gambar 6 Inti besi utuh dan inti besi berlapis
(Sumber: https://djukarna.wordpress.com/2013/10/21/transformator/)
Rugi-rugi tembaga (copper losses)
Rugi – rugi yang ketiga adalah rugi-rugi tembaga (copper losses). Rugi-rugi tembag terjadi di kedua kumparan. Kumparan primer atau sekunder dibuat dari gulungan kawat tembaga yang dilapisi oleh isolator tipis yang disebut enamel. Umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang cukup panjang. Gulungan kawat yang panjang ini akan meningkatkan hambatan dalam kumparan. Pada saat trafo dialiri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan mengubah sejumlah kecil arus listrik menjadi panas yaitu sebesar (i2R). Semakin besar harga R maka semakin besar pula energi panas yang timbul di dalam kumparan. Mutu kawat yang bagus dengan nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi rugi – rugi tembaga.
Sebuah trafo yang ideal diasumsikan:
1. Tidak terjadi rugi-rugi hysterisis.
2. Tidak terjadi induksi arus Eddy.
3. Hambatan dalam kumparan = 0, akibatnya tidak ada rugi-rugi tembaga
Sumber: https://djukarna.wordpress.com/2013/10/21/transformator/

D. Trafo Phase Shifting


Gambar 7. Trafo Phase Shifting

Di jaringan listrik, transformator pemindah fase menyediakan kontrol aliran daya aktif. Dengan memberlakukan atau memblokir muatan, transformator phase shifting tidak hanya meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas grid tetapi juga membantu operator grid mendapatkan hasil maksimal dari perangkat keras yang ada. Rentang: ≤ 1.200 MVA ≤ 765 kV Fitur: Desain ringkas; kebisingan rendah; kemampuan pergeseran fase tinggi Pilihan: Isolasi Ester; kebisingan rendah, dll.
Dalam pembangkitan daya yang semakin kompleks dan energi yang berkembang, kemampuan untuk mengendalikan aliran daya dengan cepat menjadi semakin penting. PST adalah salah satu solusi yang paling ekonomis dan hemat biaya untuk manajemen aliran daya. PST melindungi saluran, membuat jaringan lebih andal, dan mengurangi kehilangan transmisi (loss).
Aliran daya yang tidak diinginkan dari jaringan yang berdekatan - misalnya, karena sulit dikendalikan dari pembangkit listrik, PST melindungi dari beban tambahan. Dengan mengubah perpindahan fase efektif antara tegangan input dan tegangan output dari saluran transmisi sesuai kebutuhan, PST akan memberlakukan, memblokir dan bahkan mengembalikan aliran daya serta mengurangi atau menghilangkan aliran loop. PST dapat menyeimbangkan pemuatan saluran antara garis paralel atau bagian jaringan.
Operator grid menggunakan kemampuan ini untuk meningkatkan kapasitas transmisi jaringan, sambil meminimalkan ekspansi jaringan yang mahal. Langkah menentukan untuk memastikan stabilitas dan keandalan jaringan Anda sendiri dan memungkinkan perencanaan energi strategis.
Phase shifter dapat digunakan untuk:
1. Menyeimbangkan peningkatan jumlah daya.
2. Menstabilkan aliran daya pada jarak transmisi yang panjang antara pembangkit listrik dan beban.
3. Menyediakan pembangkit listrik dengan energi langsung dari pembangkit listrik kecil, mis. CHP.
Combined heat and power (CHP) adalah penggunaan pembangkit listrik untuk secara bersamaan menghasilkan listrik dan thermal (panas) dari input bahan bakar tunggal.

Sumber:
https://new.siemens.com/global/en/products/energy/high-voltage/transformers/phase-shifting-transformers.html


Minggu, 22 September 2019

Perlengkapan Sistem Tenaga Di Gardu Induk

0 komentar
A. Pengertian
Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari perlatan listrik dengan fungsi untuk :
  1. Mengubah tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi lainnya.
  2. Pengukuran, pengawasan, operasi, dan pengaturan pengamanan sistem tenaga listrik.
  3. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu distribusi melalui gawai tegangan menengah.
B. Klasifiaksi Gardu Listrik
Klasifikasi gardu listik dapat dibedakan menjadi:

1. Menurut lokasi dan fungsi
    a. Gardu Induk
Adalah gardu listrik yang mendapatkan daya dari satuan transmisi atau sub transmisi suatu sistem tenaga listrik untuk menyalurkannya ke daerah beban melalui saluran distribusi primer.

Gambar 2.1 Gardu Induk
     b. Gardu Distribusi
Adalah gardu listrik yabg mendapatkan daya dari saluran distribusi primer yang menyalurkan tenaga listrik ke pemakai dengan tegangan rendah.
 Gambar 2.2 Gardu Distribusi

2. Menurut penempatan peralatan
     a. Gardu induk pemasangan dalam
         Semua peralatanya dipasang di dalam gedung atau ruangan tertutup.
     b. Gardu induk pemasangan luar
         Semua peralatan di tempatkan di udara terbuka.

3. Menurut isolasi yang digunakan
    a.  Gardu induk yang menggunakan isolasi udara
Gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu induk ini berupa gardu induk konvensional.
Gambar 2.3 Gardu Induk Konvensional

   b.    Gardu induk yang menggunakan isolasi gas SF 6
Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan satu dengan bagian lain yang bertegangan maupun antar bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation Switchgear (GIS).
Gambar 2.4 Gas Insulated Substation (GIS)

C. Peralatan dan Fasilitas Gardu Induk

1. Instalasi transformator tenaga dan peralatan penyaluran tenaga listrik terdiri dari:
a   Trafo tenaga
b   Peralatan tegangan tinggi (sisi primer) antara lain:
          - Lighting Arrester
          - Pemutus tenaga (PMT)
          - Saklar pemisah (PMS)
          - Trafo arus (CT)
          - Trafo tegangan (PT)
c   Peralatan tegangan menengah (sisi sekunder)
Peralatan untuk tegangan menengah ragamnya sama dengan peralatan tegangan tinggi.
d.  Peralatan kontrol
Mengontrol pelayanan gardu induk dari suatu tempat dari dalam gedung kontrol.
e.  Peralatan lain
Petersen coil, reaktor, statik kapasitor, resistor.

2. Fasilitas Gardu Induk terdiri dari:
    a.    Gedung kontrol
    b.    Ruangan baterai
    c.    Bangunan bangunan lainnya

D. Fungsi dari Peralatan Gardu Induk

1.  Lighting Arrester
Berfungsi untuk mengamankan instalasi dari gangguan teganagn lebih yang diakbiatkan oleh sambaran petir maupun oleh surya petir.
Gambar 2.5 Lighting Arrester

2.  Pemisah (PMS)
a.   Pemisah tanah
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang timbul sesudah SUTT diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar, hal ini perlu untuk keamanan dari orang yang bekerja pada instalasi.
Gambar 2.6 PMS

 b    Pemisah peralatan
 Untuk mengisolasi peralatan listrik dari peralatan yang bertegangan yang dioperasikan tanpa beban.

3.  Pemutus Tenaga (PMT)
Berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga listrik dalam keadaan gangguan maupun dalam keadaan berbeban dari proses. Pemutus tenaga listrik dalam keadaan gangguan akan menimbulkan arus yang relatif besar pada saat tersebut PMT bekerja sangat berat. Bila kondisi peralatan PMT menurun karena kurangnya pemeliharaan sehingga tidak sesuai lagi kemampuan dengan daya yang diputuskannya, maka PMT akan dapat rusak (meledak).

Gambar 2.7 PMT

4.  Trafo Tegangan
Berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang diperlukan untuk alat alat ukur (pengukuran) dan alat pengaman (proteksi).

Gambar 2.8 Trafo Tegangan

5.  Trafo arus
Berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman.
Gambar 2.9 Trafo Arus

6.  Rail (Busbar)
Berfungsi sebagai titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT-SUTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dab menyalurkan tenaga listrik. Bahan dari rail umumnya terbuat dari bahan tembaga, ACSR :almalec atau alumunium.
Gambar 2.10 Busbar

7.  Trafo tenaga
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Tegangan Tinggi (mentransformasikan tegangan).
Gambar 2.11 Trafo Tenaga

8.  Panel Kontrol
a. Panel kontrol utama terdiri dari panel instrumen yang terpasang akat akat ukur dan indikator gangguan dari panel ini alat-alat tersebut dapat diawasi dalam keadaan beroperasi. Pada panel operasi terpasang saklar operasi dari pemutus tenaga, pemisah serta lampu indikator posisi sakelar dan diagram rail.
Gambar 2.12 Panel Kontrol Utama

b.  Pada panel relay terpasang relay pengaman untuk SUTT, relay pengaman untuk trafo, dsb. Bekerjanya relay dapat diketahui dari penunjukkan pada relay itu sendiri dan pada indikator gangguan dipanel kontrol utama. Pada gardu induk ada yang memanfaatkan sisi depan dari panel dipakai sebagai panel utama dengan instrumen dan saklar, kemudian sisi belakangnya sebagai panel relay.
Gambar 2.13 Panel Relay

9.  Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas  tinggi maka baterai dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi di dalam gardu induk. Ada dua jenis baterai yang dikenal antara lain: baterai timha hitam dan baterai alkali.
Gambar 2.14 Baterai

10. Sistem pembumian titik netral
Pembumian titik netral suatu sistem dapat melalui kumparan Petersen, tahanan (resistor) atau langsung (solidly) yang berfungsi untuk menyalurkan arus ganguan phasa ke bumi pada sistem. Arus yang melalui pembumian merupakan besaran ukur untuk alat proteksi. Pada trafo yang sisi primernya dibumikan dan sisi sekundernya juga dibumikan, maka gangguan phasa kebumi disisi primer selalu dirasakan pada sisi sekunder dan sebaliknya.

11.  Kapasitor
Berfungsi untuk memperbaiki faktor kerja, tegangan, dan jaringan tegangan listrik.
Gambar 2.15 Kapasitor

12.  Reaktor
Berfungsi untuk mengurangi atau membatasi arus hubung singkat dan arus switching dalam jaringan tenaga listrik.
Gambar 2.16 Reaktor

SUMBER:
Buku Gardu Induk Kelas XI Oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

 

Athaya's Story like a Rainbow in The Sky Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template